Carsome mencapai 18ribu mobil terjual dalam sebulan
Perusahaan rintisan (unicorn) asal Malaysia, Carsome, mengatakan bahwa mereka telah menjual 18.000 mobil per bulan di empat pasar utamanya.
Perusahaan yang merayakan tahun ketujuh operasinya ini menawarkan perbaikan dan penjualan mobil bekas, serta pelatihan kejuruan dalam rekondisi kendaraan. Perusahaan ini aktif di Malaysia, Singapura, Indonesia, dan Thailand.
Sebuah pernyataan perusahaan menyoroti bisnis ritel grup ini sebagai unit dengan pertumbuhan tercepat, berkembang dari satu pusat di Malaysia menjadi lebih dari 20 pusat di seluruh pasar utamanya dalam waktu kurang dari dua tahun. Segmen ini saat ini menyumbang seperempat dari pendapatan Carsome.
Sementara itu, bagian perbaikan perusahaan meluncurkan fasilitas perbaikan Carsome Certified Lab pertamanya tahun ini, yang dapat merekondisi lebih dari 2.000 kendaraan per bulan. Perusahaan berencana untuk meluncurkan tiga fasilitas lagi pada akhir tahun 2022 untuk memenuhi permintaan rekondisi di Indonesia dan Thailand. Perusahaan ini telah mengoperasikan lebih dari 120 pusat inspeksi dan ritel di empat pasarnya.
Divisi pendidikan perusahaan, Carsome Academy, juga telah menjangkau lebih dari 1.500 siswa hingga saat ini, dan mereka telah menjalani lebih dari 6.000 jam pelatihan. Segmen ini, yang diakreditasi oleh Kementerian Sumber Daya Manusia Malaysia, juga telah berekspansi ke Indonesia dan Thailand untuk memberikan pelatihan kejuruan dan kesempatan kerja.
Carsome, yang baru-baru ini memperluas kantornya di Malaysia, juga telah mengakuisisi tiga entitas, yaitu perusahaan iklan baris mobil iCar Asia, platform media sosial WapCar, dan dealer mobil CarTimes. Baik iCar Asia dan WapCar kemudian digabungkan menjadi anak perusahaan baru, WapCar AutoFun.
Di sisi fintech, Carsome baru-baru ini memperoleh lisensi perbankan syariah digital sebagai bagian dari konsorsium yang dipimpin oleh KAF Investment Bank. Ini adalah salah satu perusahaan pertama di Malaysia yang memiliki lisensi tersebut.
Carsome berhasil mengumpulkan US$ 290 juta dalam putaran pendanaan pada bulan Januari, sehingga valuasinya menjadi US$ 1,7 miliar. Meskipun pada awalnya mengatakan bahwa mereka berencana untuk go public tahun ini, IPO keduanya telah ditunda, dengan alasan "memburuknya kondisi makroekonomi."
Rujuk sekarang
(Sumber: Tech In Asia)