Cara Mendukung Kesehatan Mental Karyawan dari Jarak Jauh
Mendukung pekerja jarak jauh dari isolasi dan kejenuhan akan meningkatkan pengalaman dan produktivitas karyawan. Dengan banyaknya individu yang bekerja dari jarak jauh atau dalam pengaturan hibrida, perusahaan harus menyesuaikan operasi harian mereka untuk mengakomodasi tenaga kerja yang tersebar.
Menjaga kesehatan mental karyawan jarak jauh menjadi tantangan yang signifikan, mengharuskan perusahaan untuk mengidentifikasi tanda-tanda masalah dan memberikan dukungan di berbagai lokasi dan zona waktu yang berbeda. Blog ini, Aniday akan membahas strategi yang dapat ditindaklanjuti dan praktik terbaik di bawah kata kunci "Bagaimana mendukung kesehatan mental karyawan dari jarak jauh."
Kiat-kiat untuk Perawatan Diri
Berdasarkan informasi yang diberikan, sangat penting untuk memprioritaskan perawatan diri selama masa-masa ini. Seperti yang ditekankan dalam demonstrasi keselamatan pesawat, "Anda harus mengenakan masker Anda sendiri sebelum dapat membantu orang lain."
Berikut ini adalah saran praktis untuk menjaga kesehatan mental Anda, agar Anda dapat membantu orang-orang di sekitar Anda dengan lebih baik:
1. Kenali Tantangan Kerja Jarak Jauh
Kenali tantangan unik bekerja dari rumah, termasuk potensi gangguan. Jujurlah tentang bagaimana multitasking di rumah dapat memengaruhi kesehatan mental Anda, dan berbelas kasihlah pada diri sendiri saat Anda menavigasi realitas baru ini.
Memprioritaskan Kebutuhan Dasar:
Prioritaskan praktik perawatan diri yang mendasar, termasuk tidur yang cukup, makan makanan bergizi, dan aktivitas fisik yang teratur. Buatlah jadwal yang menekankan pada akses terhadap kebutuhan dasar seperti kehangatan, makanan, air, dan istirahat, karena hal-hal tersebut sangat penting untuk kesehatan secara keseluruhan.
2. Jadikan Perawatan Diri sebagai Prioritas yang Menyenangkan
Terapkan energi inovatif yang sama dengan yang Anda gunakan di tempat kerja untuk meningkatkan kesehatan mental Anda. Prioritaskan perawatan diri dengan menjadwalkan blok waktu reguler yang didedikasikan untuk aktivitas yang Anda sukai. Jelajahi aktivitas seperti membuat jurnal, membaca, melukis, menggambar, bermain game, menonton komedi, bermeditasi, berjalan-jalan, mengadakan pesta dansa, atau melakukan apa pun yang sesuai dengan diri Anda. Menginvestasikan waktu untuk diri sendiri akan meningkatkan kapasitas Anda untuk sukses di tempat kerja.
3. Tetapkan Poin Pivot Harian
Buatlah pivot point harian untuk menyeimbangkan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi. Manfaatkan "waktu ekstra" Anda untuk melakukan dekompresi, sehingga Anda dapat beristirahat sejenak dari pekerjaan untuk beristirahat dan mengisi ulang tenaga Anda untuk keesokan harinya.
4. Rangkullah Waktu Istirahat dan Carilah Dukungan
Hilangkan rasa malu untuk mengambil cuti saat dibutuhkan. Ketahuilah pentingnya menetapkan batasan yang sehat, mengatakan tidak jika perlu, dan mencari dukungan.
Terhubunglah dengan keluarga dan teman untuk mendapatkan bantuan tambahan, dan manfaatkan sumber daya yang tersedia seperti Program Bantuan Karyawan atau sesi terapi virtual untuk memprioritaskan kesehatan mental Anda. Sekarang, lebih dari sebelumnya, mencari bantuan adalah tanda kekuatan.
Mendukung Kesehatan Mental Tim Anda: Panduan untuk para pemimpin
Para pemimpin yang menghadapi tantangan untuk menjaga kesehatan mental karyawan dalam iklim saat ini tidak sendirian. Lebih dari 70% perusahaan, menurut Society of Human Resource Management, kesulitan menghadapi pergeseran ke pekerjaan jarak jauh. Berikut ini adalah daftar tindakan praktis untuk mendukung tim di masa-masa yang penuh tantangan ini.
1. Tunjukkan Kecerdasan Emosional dan Memimpin dengan Memberi Contoh
Di masa-masa yang belum pernah terjadi sebelumnya ini, tunjukkan kecerdasan emosional dengan memberikan fleksibilitas yang tak tertandingi. Doronglah staf Anda untuk menekankan perawatan diri dengan memberikan mereka kebebasan untuk menyisihkan waktu di kalender mereka untuk mengurus kebutuhan pribadi dan keluarga. Pahami betapa pentingnya kemampuan beradaptasi ini untuk kesuksesan jangka panjang mereka.
2. Memenuhi Kebutuhan Karyawan dengan Cepat
Lakukan survei untuk memahami kebutuhan unik bekerja dari rumah dan segera sediakan sumber daya yang diperlukan. Publikasikan sumber daya kesehatan mental dan penawaran Program Bantuan Karyawan secara konsisten. Izinkan karyawan Anda untuk menunjukkan keahlian mereka, tawarkan kesempatan bagi mereka yang dapat berkontribusi pada kesejahteraan organisasi.
3. Memprioritaskan Kesetaraan dalam Pengambilan Keputusan
Di tengah krisis kesehatan, ekonomi, dan sosial, pastikan adanya perwakilan yang beragam dalam pengambilan keputusan. Berkaca pada kepemimpinan negara-negara yang telah merespons pandemi secara efektif, dengan memperhatikan keseimbangan antara pengambilan keputusan berdasarkan data dan pendekatan yang manusiawi dan berempati. Mengupayakan inklusivitas dalam proses pengambilan keputusan.
4. Mengakui Kelelahan Kerja Jarak Jauh
Kenali tantangan bekerja dari jarak jauh selama pandemi. Perlambat proses pengambilan keputusan dan fokuslah untuk membangun budaya dukungan dan kepedulian. Jadilah kreatif dalam menawarkan inisiatif yang membuat karyawan bersemangat, seperti kontes di seluruh perusahaan, hari Jumat setengah hari, dan merayakan pencapaian karyawan. Luangkan waktu untuk mengapresiasi tenaga kerja Anda atas upaya mereka yang luar biasa selama masa-masa sulit ini.
5. Mempromosikan Kepemimpinan yang Cerdas dan Tangguh Secara Emosional
Kembangkan budaya kecerdasan emosional dan ketangguhan. Kenali dampak krisis kesehatan dan masalah sosial terhadap kesehatan mental. Meskipun Bulan Kesadaran Kesehatan Mental telah berlalu, tanggung jawab untuk memberikan dukungan berkelanjutan kepada tim Anda tetap ada. Prioritaskan kesejahteraan karyawan Anda setiap hari.
Melaksanakan Survei Kesehatan Mental
Terlepas dari upaya masyarakat untuk memerangi stigma seputar kesehatan mental, tidak semua orang merasa nyaman untuk mendiskusikan perjuangan mereka, terutama jika menyangkut tantangan pribadi. Karyawan mungkin ragu-ragu, merasa malu atau tidak ingin membebani manajer mereka dengan masalah mereka, atau mereka bahkan mungkin tidak menyadari bahwa mereka memiliki masalah.
Pekerja jarak jauh, khususnya, mungkin cenderung tidak mencari bantuan karena merasa tidak memiliki hubungan dengan manajer mereka atau merasa bahwa hal-hal serius harus didiskusikan secara langsung.
Untuk memantau kesehatan mental karyawan secara diam-diam, pertimbangkan untuk mengirimkan survei di seluruh perusahaan setiap kuartal atau enam bulan. Ajukan pertanyaan yang dapat menilai kesejahteraan, seperti:
- Dalam skala 1-10, berapa tingkat stres Anda pada hari kerja biasa?
- Bagaimana Anda mengatasi stres?
- Apakah Anda merasa nyaman mendiskusikan kesehatan mental Anda dengan manajer Anda? Jika tidak, mengapa?
- Bagaimana perasaan Anda di tempat kerja? (menggunakan wajah emosi atau kata-kata yang dilingkari) Jelaskan mengapa Anda merasa demikian.
- Apakah menurut Anda [nama perusahaan] menyediakan sumber daya kesehatan mental yang cukup? Jika tidak, saran apa yang Anda miliki untuk perbaikan?
Survei ini memberikan wawasan tentang kesehatan mental tim Anda dan membantu Anda untuk menerapkan langkah-langkah pencegahan. Misalnya, jika seorang karyawan menunjukkan tanda-tanda kelelahan atau depresi, intervensi dini dapat mencegah situasi menjadi lebih buruk.
Menyebarluaskan Sumber Daya Kesehatan Mental
Mencari sumber daya kesehatan mental dapat menjadi hal yang menakutkan bagi karyawan yang mungkin tidak tahu harus memulai dari mana. Tantangan ini terutama dirasakan oleh pekerja jarak jauh yang tidak memiliki akses ke sesi informasi dan poster-poster yang bermanfaat di kantor.
Untuk mendukung kesehatan mental pekerja jarak jauh, susun dan bagikan daftar sumber daya yang dapat diakses. Bagikan daftar ini setiap tahun melalui email ke seluruh perusahaan dan pasang di platform SDM Anda. Tinjau daftar ini secara teratur untuk memastikan semua sumber daya tetap aktif dan memiliki informasi kontak terbaru.
Sertakan berbagai sumber daya dalam daftar ini, seperti:
- Terapis yang ditanggung oleh tunjangan perusahaan Anda
- Hotline kesehatan mental (misalnya, kesulitan, bunuh diri, penyalahgunaan zat)
- Tempat penampungan dan pusat perawatan setempat
- Sumber daya online edukatif yang merinci tanda, gejala, dan langkah yang harus diambil untuk penyakit mental
- Layanan kesehatan mental telemedicine (terutama bermanfaat bagi karyawan jarak jauh)
Pertimbangkan untuk menawarkan program advokasi kesehatan kepada karyawan Anda juga. Program-program ini memberikan akses kepada para pekerja kepada para profesional yang dapat membantu mereka dalam membuat keputusan kesehatan yang tepat, memahami manfaatnya, dan bekerja sama dengan praktisi kesehatan atas nama mereka.
Untuk posting blog, Aniday telah mengeksplorasi cara mendukung kesehatan mental karyawan dari jarak jauh. Menggunakan strategi yang diuraikan untuk mendukung kesehatan mental karyawan dari jarak jauh dapat menciptakan lingkungan kerja yang positif, meningkatkan produktivitas, dan berkontribusi pada kesejahteraan secara keseluruhan. Seiring dengan tren kerja jarak jauh yang terus berlanjut, berinvestasi dalam dukungan kesehatan mental tidak hanya strategis tetapi juga merupakan keharusan moral bagi organisasi yang progresif.